Sabtu, 12 Mei 2012

makalah hadis tarbawi tentang urgensi menuntut ilmu


HADIST TARBAWY TENTANG
URGENSI MENUNTUT ILMU
                                                                                 
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawy
Semester Empat Di STIT Raden Santri Gresik

Dosen Pembimbing :
H. Achmad Syafi’i, Lc.


STIT


Di susun oleh :
1.      Intan Su’udiyah
2.      Mira Istiqomah
3.      Nailiyatul Mu’awanah
4.      Nur Robi’ah
5.      Siti Hassana


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
RADEN SANTRI GRESIK
2011
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya  untuk Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Hadist Tarbawi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan alam, yakni Nabi besar Muhammad SAW, dengan mengucapkan “Allahumma shali’ala Muhammad Wa’ala alihi Muhammad, yang mana berkat ketekunan dan keuletan beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan sampai ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat sekarang ini. Penulis merasa perlu mengangkat judul makalah “Hadist Tarbawy Tentang Urgensi Menuntut Ilmu dikarenakan masih banyaknya umat Islam yang mengganggap remeh mengenai ilmu. Padahal ilmu itu sangatlah penting bagi kesejahteraan umat manusia. Untuk itu dengan menghadirkan makalah ini, semoga orang – orang yang menganggap remeh ilmu tersebut paham akan pentingnya sebuah ilmu. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk kesempurnaan makalah ini. 

Penyusun







DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
BAB I        PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II       PEMBAHASAN MATERI
2.1 Hadist tentang hukum menuntut ilmu .......................................... 3
2.1.1 Bunyi hadist tentang hukum menuntut ilmu ........................ 3
2.1.2 Tafsir mufrodat hadist tentang hukum menuntut ilmu ........ 3
2.1.3 Sabab wurudz hadist tentang hukum menuntut ilmu .......... 3
2.1.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain ..................... 4
2.1.5 Kesimpulan hadist tentang hukum menuntut ilmu .............. 4
2.2  Hadist tentang anjuran menjaga ilmu ............................................ 5
2.2.1 Bunyi hadist tentang anjuran menjaga ilmu ......................... 5
2.2.2 Tafsir mufrodat hadist tentang anjuran menjaga ilmu ......... 5
2.2.3 Sabab wurudz hadist tentang anjuran menjaga ilmu ............ 5
2.2.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain ..................... 6
2.2.5 Kesimpulan hadist tentang anjuran menjaga ilmu ................ 7
2.3  Hadist tentang keutamaan menuntut ilmu .................................... 7
2.3.1. Bunyi hadist tentang keutamaan menuntut ilmu ................. 7
2.3.2. Tafsir mufrodat hadist tentang keutamaan menuntut ilmu                 7
2.3.3. Sabab wurudz hadist tentang keutamaan menuntut ilmu                   8
2.3.4. Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain .................... 8
2.3.5. Kesimpulan hadist tentang keutamaan menuntut ilmu ........ 9
2.4  Hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan ........................... 9
2.4.1. Bunyi hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan ........ 9
2.4.2. Tafsir mufrodat hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan                    9
2.4.3. Sabab wurudz hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan                      10
2.4.4. Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain .................. 10
2.4.5. Kesimpulan hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan              11
BAB III     KESIMPULAN DAN SARAN
3.1  Kesimpulan ................................................................................. 13
3.2  Saran ........................................................................................... 13
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi  hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah berikan kepadanya. Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan penafsiran – penafsiran tentang hadist-hadist tarbawy  mengenai pentingya menuntut ilmu dalam perspektif Islam, diantaranya hadist-hadist tentang hukum menuntut ilmu, hadist tentang anjuran menjaga ilmu, hadist tentang keutamaan menuntut ilmu, dan hadist tentang peran ilmu dalam pendidikan.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang makalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan :
1.      Bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist ?
2.      Bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist ?
3.      Apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist ?
4.      Bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist
2.      Untuk mengetahui bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist
3.      Untuk mengetahui apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist
4.      Untuk mengetahui bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?

BAB II
PEMBAHASAN MATERI

2.1 Hadist tentang hukum menuntut ilmu
2.1.1  Bunyi hadist tentang hukum menuntut ilmu
وَ قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : طَلَبِ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ وَضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ الْجَوْهَرَ وَ للُّؤْلُؤَ وَ الذَّهَبَ. (رواه ابن مجاه)
Artinya :
“dan Rosulullah Saw. Telah bersabda : Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan orang yang meletakkan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang enggan untuk menerimanya dan orang yang menertawakan ilmu agama) seperti orang yang mengalungi beberapa babi dengan beberapa permata, dan emas. (H.R. Ibnu Majah,Al-Baihaqi,Anas bin Malik dan lain lain serta Al-Mundiri 28/1)

2.1.2  Tafsir mufrodat hadist tentang hukum menuntut ilmu
ووضع العلم         : dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya orang yang menempatkan ilmu
عند غير اهله      : kepada orang yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
كمقلد الخنازير    : seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan dan akhirnya tidak ada gunanya )

2.1.3    Sabab wurudz tentang hukum menuntut ilmu
Tidak ada                                                          
2.1.4  Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain
Hadist tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi setiap orang Islam laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan lain lain. Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda lemah oleh imam Syuyuti.[1]
Adapun hukum menuntut ilmu menurut hadist tersebut adalah wajib. Karena melihat betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan bisa menjalani kehidupan ini tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul muta’allim dijelaskan bahwa yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara makhluk – makhluk Allah yang lain adalah karena manusia memilki ilmu.[2]
Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang yang  enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka akan menertawakannya.[3]
Dalam hadist lain juga telah disebutkan bahwa :
اطلب العلم من المحد الى اللهد0 (رواه مسلم)
Artinya :
“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat (H. R. Muslim)

2.1.5  Kesimpulan hadist tentang hukum menuntut ilmu
Hadist ini berisi kesimpulan bahwa       :
1.      Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim
2.      Jangan memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan menerima ilmu

2.2 Hadist tentang anjuran menjaga ilmu
2.2.1  Bunyi hadist tentang anjuran menjaga ilmu
حديث عبد الله بن عمر بن العاص رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله ص.م. يقول: ان الله و يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس و لكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى اذا لم يترك عالما اتخذ الناس رءوسا جهالا فسئلو فأفتو بغير علم فضلو و اضلو (متفق عليه)
Artinya :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash. Katanya : aku pernah mendengar Rosulullah bersabda : Allah tidak mengambil ilmu islam itu dengan cara mencabutnya dari manusia sebaliknya Allah mengambilnya dengan mengambil para ulama sehingga tidak tertinggal walaupun seorang. Manusia melantik orang jahil menjadi pemimpin, menyebabkan apabila mereka ditanya mereka memberi fatwa tanpa berdasarkan kepada ilmu pengetahuan , akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain pula (H.R. Bukhori – Muslim )

2.2.2  Tafsir mufrodat hadist tentang anjuran menjaga ilmu
لا يقبض العلم انتزاعا    : Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan mencabutnya dengan maksud mencabutnya dari hati sanubari manusia
حتى اذا لم يترك عالما    : sehingga Allah tidak menyisakan orang alim seorangpun, maksudnya orang yang berilmu meninggal dan yang tersisa hanyalah orang-orang bodoh
فافتو بغير علم               : mereka memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan

2.2.3  Sabab wurudz hadist tentang anjuran menjaga ilmu
Tidak ada
2.2.4  Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain
Rosulullah mengucapkan hadist ini pada saat Haji Wada’. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani dari hadist Abu Umamah bahwa pada saat haji Wada’ Nabi bersabda : “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu”.
Arabi berkata “Bagaimanakah cara ilmu itu datang dan dimusnahkan? Beliau bersabda : “Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama ( orang yang menguasai ilmu)”
Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar mengetahui dan larangan bagi orang-orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadist ini juga dijadikan alasan oleh para ulama bahwa pada zaman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid.[4]
Dalam hadist lain juga disebutkan anjuran untuk memelihara ilmu pengetahuan, diantaranya yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim :
و كتب عمر بن عبد العزيز الى ابى بكر ابن حزم: انظر ما كان من حديث رسول الله ص.م. فاكتبه فانى خفت دروس العلم و ذهب العلمآء. و لا تقبل الا حديث النبي ص.م. و التفشو العلم. و التجلس حتى يعلم من لا يعلم. فأن العلم لا يهلك حتى يكون سرا. (متفق عليه)
Artinya :
Umar bin Abdul aziz menulis surat kepada Abu bakr bin Hazm” kumpulkan hadist – hadist Nabi yang kau temukan dan tulislah, aku khawatir akan hilangnya ilmu dan perginya para ulama (meninggal)janganlah engkau terima selain hadist Nabi. Pelajarilah ilmu dengan seksama sampai mengetahui sesuatu yang  tidak diketahui,ilmu tidak akan rusak kecuali setelah menjadi rahasia (H.R. Bukhori-Muslim)[5]

2.2.5  Kesimpulan hadist tentang anjuran menjaga ilmu
Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar mengetahui dan larangan bagi orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan.

2.3 Hadits tentang keutamaan menuntut ilmu
2.3.1  Bunyi hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
ومَنْ سَلَكَ طَريقاً يَلتَمِسُ فِيه عِلماً ، سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَريقاً إلى الجَنَّةِ  .......          
‘an abii hurairatarodiallahuanhu ‘annarasullullahu sallallahu’alaihi wa sallama qhola; Wamansalaka thoriqhoiyyaltamisubihi ‘ilmannsahhallahulahu bihi thoriqhol jannah.(rowi muslim)
Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah radiallahuanhu, Sesungguhnya Rasullullah SAW  bersabda Barang  siapa menempuh jalannya untuk mencari ilmu, maka Allah mempermudah kepadanya jalan ke surga.  (H.R.Muslim)
                                       
2.3.2  Tafsir Mufrodat hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
Kata  طَريقاً diungkapkan dalam bentuk nakirah (indefinit), begitu juga dengan kata ilmu yang berarati mencakup semua jalan atau cara untuk mendapatkan ilmu agama, baik sedikit maupun banyak.
سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَريقاً (Allah memudahkan baginya jalan). Yaitu Allah memudahkan baginya jalan diakherat kelak,  atau memudahkan baginya jalan didunia dengan cara memberi hidayah kepadanya untuk melakukan perbuatan yang baik yang dapat menghantarkan menuju surga. Hal ini mengandung kabar gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa Allah memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena menuntut ilmu adalah salah satu jalan menuju surga.[6]

2.3.3  Sabab wurudz hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
Tidak ada

2.3.4  Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain
Adapun munasabah yang berkaitan tentang keutamaan menuntut ilmu yaitu,
Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw: “barangsiapa keluar (pergi)untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga  kembali (HR. Tirmidzi).
Dalam  hadits  yang  kedua  Rasulullah  menegaskan  bahwa  menuntut   ilmu  itu  dinilai  sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa  yang mencari ilmu  dengan  sungguh-sungguh  dia akan  mendapatkan   pahala  yang  berlipat  ganda  bahkan  bila  sesorang  meninggal  dunia  saat mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama  dengan mati syahid.


2.3.5  Kesimpulan hadist tentang keutamaan menuntut ilmu
Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakherat. Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang sedang menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang yang mencari ilmu.[7]

2.4       Hadist tentang peran imu terhadap pendidikan
2.4.1  Hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan
عن علي كرم الله وجهه .أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : أدبوا أولادكم على ثلاث خصال، حب نبيكم، و حب اّل بيته، وتلاوة القراّن. فإن حملة القراّن في ظل عرش الله يوم لا ظل إلا ظله مع أنبيائه و أصفيائه. ( رواه الطبراني )
Artinya : Dari Ali karromallahu wajhah,bahwa sesungguhnya nabi Muhammad SAW berkata : Didiklah anak-anak kalian semua dengan tiga perangai : Cinta Nabi kalian, Cinta keluarga nabi, dan Membaca AlQur’an, maka sesungguhnya orang yang belajar AlQur’an  berada dalam perlindungan Allah, Pada hari yang tiada pertolongan selain pertolongan Allah beserta para nabiNYA dan kekasihNYA. (H.R Ath Thobroni)[8]

2.4.2 Tafsir Mufrodat hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan
­الأدب بمعنى التربية الفاضلة والخلق الحميد        yaitu Pendidikan yang mulya dan Akhlak yang terpuji
أولادكم  jamak dari kata الولد yang berarti anak laki-laki dan perempuan, adapun الابن khusus laki-laki
خصال jamak dari kata خصلة yang berarti perangai
القراّن حملة yang bermakna orang yang menghafal AlQur’an, orang yang mengamalkannya, orang yang mendapatkan petunjuk dari AlQur’an.
اّل بيته bermakna keluarga nabi, ada pendapat yang mengatakan bahwa Ahlul bait mempunyai makna : keluarga nabi dan keturunannya, istri-istri nabi dan putra putrinya, orang-orang mukmin.
أصفيائه jamak dari kata صفي  yang berarti الحبيب المقرب yaitu kekasih yang dekat atau kekasih tercinta.

2.4.3  Sabab wurudz hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan
Tidak ada

2.4.4 Penjelasan dan Munasabah dengan hadist lain
Rosulullah SAW memerintahkan untuk mendidik anak-anaknya dengan tiga perangai :
1.      Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama dari pada cinta terhadap kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist :
عن انس بن مالك رضى الله عنه انه قال . قال النبي صلى الله عليه وسلم : لا يؤمن احدكم حتى اكون احب اليه من والده  وولده والناس اجمعين. (رواه البخارى)                                          
Artinya : Dari Anas r.a. bahwasanya dia berkata, Nabi SAW bersabda,” Seseorang  diantara kamu tidak beriman, sehingga aku lebih dicintai daripada orang tua, anak-anak dan manusia seluruhnya.” ( H.R. Bukhori )[9]
2.      Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang maka ia akan cinta kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan keturunanya. Sesungguhnya keluarga Nabi adalah lebih berhak mendapatkan cinta, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 33 :
 ( انما يريد الله ليذهب عنكم الرجس اهل البيت و يطهركم تطهيرا )
Artinya : Sesungguhnya Allah bermaksud  hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. 
3.      Memberikan pengajaran Al-Qur’an terhadap anak, belajar Al-Qur’an dan mengamalkanya adalah yang paling penting dan utama, karena dengan Al-Qur’an manusia menjadi umat yang paling mulya, sebagaimana dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari dari sahabat Ustman r.a. Rosulullah SAW bersabda :
عن عثمان بن عفان رضى الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم قال ان افضلكم من تعلم القراّن و علمه. (رواه البخارى)
Artinya : Dari Ustman bin Affan r.a., dari Nabi SAW,beliau bersabda : Sesungguhnya orang termulia diantara kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. (H.R. Bukhari)

2.4.5  Kesimpulan Hadist tentang peran ilmu dalam pendidikan
Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan  antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani dan rohani. Dengan pendidikan  yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat. Karena keberadaan pendidikan menjadi Prasyarat kemajuan sebuah bangsa.
Dalam Islam pendidikan sangatlah penting, terutama pendidikan terhadap anak. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada seluruh orang tua untuk selalu memperhatikan pendidikan anak dan memberikan pengawasan terhadapnya, dengan cara membiasakan dengan akhlak yang mulia, menanamkan benih-benih keimanan dalam hatinya, mengawasi segala urusannya, karena seoarang anak jika diabaikan maka akan rusak akhlak dan tabi’atnya, dan akan menjadi seorang yang tidak beradab, tidak bermanfaat dalam kehidupannya,bahkan akan menjadi virus bagi masyarakat.[10]
Langkah-langkah dalam mendidik generasi bangsa yang beradab dan bermartabat sesuai Sabda Rosulullah SAW, sebagai berikut :
1.      Membiasakan anak untuk selalu taat kepada perintah Allah.
2.      Menanamkan kecintaan terhadap Rosul lebih utama dari kecintaannya kepada orang tua, bahkan dirinya sendiri.
3.      Menanamkan kecintaan terhadap Ahlul Bait (Keluarga Nabi), dengan kecintaan terhadap Nabi maka akan melahirkan kecintaan terhadap Keluarga Besar Nabi.
4.      Mengajarkan bacaan Al-Qur’an terhadap anak dengan lancar dan fashih sesuai kaedah tajwid.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan hadist – hadist diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan menerima ilmu
2.      Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada lagi para ulama sehingga banyak para pemimpin yang memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka saling menyesatkan satu sama lain
3.      Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakherat. Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang sedang menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah kepada orang yang mencari ilmu.
4.      Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan  antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani dan rohani. Dengan pendidikan  yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.

3.2 Saran
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri dengan baikdan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan.
Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-asqolani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baari Syarah. Jakarta. Pustaka Azzam
Al-Mundiri Hafidz. 2000. Terjemah Attarghib wat tarhib. Surabaya. Al-Hidayah
Al Qur’an Al Karim
As Shobuni, Muhammad ‘Ali, 1420 H-1999 M, Min Kunuz As Sunnah, Jakarta, Dar Al Kutub Al Islamiyah.
Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. Surabaya: Al-Hidayah
Muhammad Zuhri, 1993. Terjemah Jawahirul Bukhari, Indonesia, Darul Ihya’




[1]  Al-Mundiri Hafidz.2000.Terjemah Attarghib wat tarhib.Surabaya.Al-Hidayah.hlm.01
[2] Az-zarnuzi.Ta’limul Muta’allim.Surabaya:Al-Hidayah.hlm.04
[3] Al-Mundiri Hafidz.2000.Terjemah Attarghib wat tarhib.Surabaya:Al-Hidayah.hlm.02
[4] Al-asqolani,Ibnu Hajar.2002.Fathul Baari Syarah.Jakarta.Pustaka Azzam.hlm.375
[5] Ibid hlm.374
[6] Ibid hal. 302
[7] Ibid hal. 302
[8] as-shobuni,M.Ali.1999.Min Kunuz As sunnah.Jakarta:Dar Al-Kutub Al-Islamiyah hlm.128
[9] Muhammad Zuhri,1993.Terjemah Jawahirul Bukhori.Surabaya: Darul Ihya hlm.34
[10]  as-shobuni,M.Ali.1999.Min Kunuz As sunnah.Jakarta:Dar Al-Kutub Al-Islamiyah hal. 130